HANTU ITU BERNAMA KEMOTERAPI
Tulisan ini aku buat bertahun-tahun lalu, kutuliskan kembali disini berharap siapapun yang membacanya dapat mengambil pelajaran hidup. Tak mudah menulisnya kembali karena pada setiap barisnya aku harus berhenti untuk menghapus air mataku. Terlalu sakit untuk dikenang, bahkan aku pernah berpikir seandainya ingatan bisa dihapus aku ingin sekali menghapus episode kemoterapi Milta, episode kamar 11 RSCM, episode lorong-lorong menuju kamar jenazah, tapi celakanya itu hanyalah khayalanku saja dan ingatan tentang itu terus melekat kuat di kepalaku bahkan bertahun tahun setelah kejadian itu berlalu. Ikhlas aku menjalaninya dengan cara tidak membiarkan sedikitpun waktu untukku berdiam diri dan melamun. Semua waktuku harus penuh terisi dan sibuk, supaya setan tidak punya tempat untuk menggoda siang ataupun malam.
-----
tetaplah tersenyum bidadari karena disini semua baik-baik saja |
Saat itu aku hanya diberitahu kalau kemoterapi adalah pengobatan satu-satunya untuk leukemia stadium 3 yang diderita Miltaku, sama sekali tidak disampaikan dan tidak kutanyakan apa resiko dari pengobatan ini jika aku menyetujuinya. Aku yang bodoh, langsung menandatangani persetujuan protokol kemoterapi yang seminggu sekali. Dan inilah yang jadi hantu seumur hidupku, menyakitkan bila mengingat bahwa akulah yang menyetujui kemoterapi itu untuknya.
-----
Kemoterapi adalah pengobatan kanker dengan menggunakan zat kimia ataupun obat-obatan yang bertujuan untuk membunuh/menghabisi sel-sel kanker. Sayangnya obat-obatan ini tidak dapat mengenali mana sel yang sehat dan mana sel yang harus dimusnahkan. Semua sel diberangus sehingga menyebabkan tubuh tidak mampu memerangi penyakit-penyakit lain yang timbul sebagai akibat dari pengobatan.
Kemoterapi bukan tanpa efek samping. Jon Barron, seorang pakar teknologi pangan dari Harvard dam MIT, dalam artikelnya yang berjudul,’Chemoterapy, An Interesting Choice,’ menuliskan bahwa kerugian utama kemoterapi adalah bahwa obat-obatan ini tidak hanya membunuh sel-sel kanker yang sedang membelah diri, tetapi semua sel yang membelah diri. Sel-sel sehat yang membelah diri jauh lebih cepat dari sel-sel kanker juga tidak luput.
Sebagai contoh, terdapat probabilitas yang tinggi bahwa sel-sel sistem imun tubuh yang cepat membelah diri juga akan mati, yang menyebabkan tubuh kita tidak mampu memerangi penyakit-penyakit lain yang timbul sebagai akibat dari perawatan.
Sel-sel lainnya yang juga tumbuh cepat adalah sel-sel dari sumsum tulang yang memproduksi sel-sel darah, sel-sel di dalam perut dan usus, dan sel-sel folikel rambut, itulah sebabnya mengapa pasien (kemo) biasanya mengalami kerontokan rambut.
Lebih lanjut, dalam kedua peristiwa ini, obat-obatan yang tadinya bertujuan untuk meracuni sistem, justru menciptakan rasa sakit pada pasien. Racun (dari obat-obatan kemo) menyerang sel sel darah dan menyebabkan keracunan darah. Sistem pencernaan menjadi shock tidak terkontrol dan menyebabkan pasien mual, diare, tidak nafsu makan, (perut) kram dan berangsur melemah.
Beberapa obat dapat mengelupaskan seluruh lapisan usus. Organ reproduksi terpengaruh dan dapat menyebabkan kemandulan. Otak kehilangan memori. Rambut rontok. Penglihatan dan pendengaran menurun. Ginjal rusak. Luka muncul di mulut dan tenggorokan. Tubuh berdarah dan mudah memar serta tidak dapat melawan infeksi.
Seringkali fisik pasien tidak kuat sehingga tidak dapat melanjutkan pengobatan. Untuk itu maka saat ini para ahli riset kanker telah berupaya dan berlomba lomba untuk menciptakan obat-obatan baru yang lebih efektif namun relative memiliki efek samping yang lebih minimal bagi kualitas hidup pasien.
-----
Artikel itu menjawab semua pertanyaanku tentang sariawan hebat, tentang diare yang tak ada hentinya, tentang pendarahan pada luka infeksi, tentang kerontokan, tentang muntah yang tiada henti, tentang kram perut, tentang keracunan darah pada surat kematian juga tentang penurunan kesadaran. Astagfirullah, gadis kecil yang sudah mempersiapkan sepatu ultah ke-3nya yang tinggal beberapa bulan lagi itu harus menanggung semua itu sendirian.
-----
Hanya ingin kusampaikan, bahwa pengobatan ini demikian mengerikan terutama untuk anak-anak yang kondisinya sudah lemah sebelum pengobatan. Komplikasi yang ditimbulkan tidak sebanding dengan kesembuhan yang ditawarkan. Bijaksananya jika memang kemoterapi ini akan ditempuh maka kondisi fisik penderita harus dikuatkan dulu. Sayangnya nasehat seperti ini tidak akan kita dapat dari dokter, tentu saja ini bukan urusan mereka. Mungkin.
semoga kelak Allah himpunkan kembali di surga-Nya. Amin |
-----
Mengenai kemoterapi ini, ayah pernah bilang padaku jika saat itu kita tidak mencoba kemoterapi untuk Milta maka kita akan menghabiskan sisa umur kita dengan bertanya-tanya kenapa kita tidak melakukan pengobatan satu satunya itu.
Maka penyesalan itu sedikit dapat kulerai. Entahlah mana yang benar, hidup kadang tak melulu benar atau salah bukan?
-----
Dalam sebuah buku serial Totto Chan tulisan Tetsuko Kuroyanagi (buku ini dihadiahkan oleh sahabatku Mbak Fatma) dituliskan bahwa orang dewasa akan melewati kesakitan dengan mengerang-ngerang tapi anak-anak akan melewati sakit dalam diam bahkan sampai ajalnya datang mereka tetap membisu karena mereka begitu mempercayai kita orang dewasa disekitarnya.
Menjadi point penting buat kita para orang tua, jika anak-anak sakit mereka sepenuhnya mempercayai kita untuk kesembuhannya maka banyak-banyaklah menimbang jika ingin memilih pengobatan untuk buah hati kita, sekecil dan seremeh apapun penyakitnya.
Akhir Maret 2010
Kutulis kembali pada 29 Juni 2012 (Tanggal lahir Miltaku)
No comments:
Post a Comment