Minggu lalu mengakhiri cuti setelah
lebaran, seharian bekpeker-an sama anak-anak ke Bogor naik kereta, dengan
gembolan bekal Afkar yang segambreng, bekal kakak segambreng, juga bekal
emaknya setengah gambreng, total jenderal 2,5 gambreng. Sama sekali gak ribet
soalnya modal utama yaitu hepi sudah
tertancap kuat di dada kami masing-masing termasuk si beby Afkar yang
dari semalam sebelumnya sudah dikasih tau “besok jalan-jalan naik kereta ya”.
Dan subuh-subuh Afkarpun sudah ribut minta
mandi katanya mau naik kereta, ha ha ha semangat banget dia.
Ternyata Bogor itu jauh ya boo,
1,5 jam dari Manggarai tapi berhubung ini naik kereta ya gak terasa membosankan
apalagi buatku bahagianya anak2 adalah bahagia emaknya juga. Transportasi yang
sekarang paling murah ya kereta ini, bayangkan dari rumah (Buaran—Duren Sawit)
sampai Bogor cuma 4500 perak. Trus dibawah 3 tahun gretong. Wow bisa kaya
mendadak nih klo wisatanya yang model murmer gini tiap minggu.
Turun dari kereta beli roti dulu
ke Pabrik Roti Superoti yang ada di seberang setasiun sebelahan sama Taman
Topi, rotinya puanas2 baru keluar dari oven hmmmm wangi dan empuk. Lalu carter
becak muter2 kebon raya sambil makan roti anget tentunya sambil empet-empetan
bertiga (Afkar ribut minta duduk sendiri gak mau dipangku padahal becaknya
sempit---ealah nyalahin becak sempit padahal bodynya yang naek yang kelebaran
wkkkkw).
Lagi hepi2 terdengar dengusan
pengayuh becaknya, deggggg jadi berasa kejam banget, enak-enakan makan sambil
ketawa ketiwi sementara belakang ada yang ngayuh full power (romusa banget daku).
Terbayanglah olehku jaman penjajahan dulu dimana sibangsawan ditandu dengan
muka congkak sementara yang nandu ngos ngosan berpeluh2), ampuuun langsung
turun dan bilang sama anak2 “kita jalan kaki aja dipinggiran danau”. Kesimpulannya,
BECAK MEMANG TAK CUKUP MANUSIAWI JADI ALAT TRASPORTASI jadi setuju bila dihapus
secara menyeluruh.
Puas puasin poto poto di Kebun
Raya, di pingir jalan, di stasiun, diangkot di mana saja. Bekal digelar, saatnya
emak santai bantai gtok-an dulu sama ayah sementara Syifa momong adeknya
ubera-uberan bola dipinggiran danau.
Terlintas sebentar,
seandainya masih ada Milta maka sungguh sempurna potret kebersamaan itu, tapi
buru2 aku hapus ingatan itu karena aku nggak mau jadi manusia tidak tau terima
kasih, bukankah Milta sudah punya taman bermain yang luas di surga sana lagipula
Syifa dan Afkar sudah amat sangat membahagiakanku. Alhamdulilah, maka nikmat
Tuhan-Mu yang mana lagi yang hendak kamu dustakan? (Salah satu ayat dalam
surrah Ar-Rahman ini walo sering dilafadzkan tetap saja meninggalkan haru yang
tak terkira-kira). Tks Allah atas semuanya!
----------------------
Resep yang mau kuposting kali ini masih
berkutat di sekitaran sambel, ya ampun maafkan ya sambel lagi, heran sendiri
setelah lihat-lihat foto-foto ternyata bulan ini banyak eksplor resep-resep
sambel dan semuanya enak dan recomended.
Sambel Bajak Ebi ini
terinspirasi oleh tukang ayam goreng kalasan di sekitaran Pasar Perumnas yang
udah jadi langganan sejak di rumah lama dulu. Ngobrol-ngobrol sama bapaknya
yang jual tiba-tiba si bapak curhat: “sambel saya segini ini mbak beli bahannya
bisa habis 500.000-an padahal sambel ini kan cuma tambahan ayam gak mungkin
saya hargai sendiri”. Lalu aku tanya memang bahannya selain bahan sambel ada
bahan apaan lagi, dan ini dia buka rahasia “saya sambelnya pake ebi mbak,
makanya enak dan beda sama tukang-tukang lain” wowwww rupanya ini tho yang
bikin kami ketagihan sama sambelnya yang enak gila itu.
Tak mau mati
penasaran besokannya kubuatlah sambel ebi ini setelah sebelumnya cari-cari
resepnya dan sreg dengan resepnya SAJI dalam buku berjudul SAMBAL FAVORIT
KELUARGA. Namun dibanding sambel ebinya si bapak, sambel ini lebih kesat dan
tahan lama (punya si bapak encer dan cepat basi). Kalo mau bikin untuk sehari
saja sih better ditambahkan tomatnya dan sedikit air, tapi kalau untuk stok
baiknya biar awet sih ya sesuai resep saja kayak yang kubuat ini.
SAMBAL BAJAK EBI
Bahan:
2 cm lengkuas,
dimemarkan
1 batang serai,
diambil putihnya dimemarkan
2 lembar daun salam
1 buah (100 garm)
tomat, dipotong-potong
¾ sdt garam
½ sdt asam jawa
2 sdt gula merah
sisir
150 ml minyak untuk
menumis
Bumbu ulek halus:
8 buah (30 gram)
cabe merah keriting
4 buah (10 gram)
cabe rawit merah
8 butir (80 gram)
bawang merah
2 siung (14 gram)
bawang putih
3 sdm ebi sangrai
Cara membuat:
- Panaskan minyak. Tumis bumbu ulek halus, lengkuas, serai dan daun salam sampai harum
- Masukkan tomat, tumis sampai layu. Tambahkan garam, asam jawa dan gula merah. Masak sampai matang.
Tips:
Tumis bumbu sampai
benar-benar harum baru masukkan gula merah agar sambal tidak cepat hangus
Menarasikan resep sambil menghabiskan
malam yang ternyata masih akan sangat panjang ini!