Kehilangan selera humor tingkat
akut selama berminggu-minggu, sudah dipancing-pancing dengan baca bukunya
Raditya Dika yang judulnya Marmut Merah Jambu…lumayan terpancing taaapi kenapa
ya kok abis baca hilang lagi si selera humor itu. Daku yakin banget (seyakin Syahroni
Syahrini saat menjambul rambutnya ala gorong-gorong Casablanca dulu) pasti
sudah terjadi sesuatu yang kategori fatal problem dalam diriku. Huhhhhhh!!
Waktu terus berjalan dan di suatu
siang sebelum Idul Adha beberapa waktu lalu seorang teman nun jauh disana
tiba-tiba menyapaku dan dia bilang “oalaaah mbak yu, janjimu untuk mengenalkanku
dengan teman wanitamu kok tak kunjung datang”. Nah lho disamping kehilangan
selera humor ternyata daku mulai kehilangan daya ingat jangka pendek, huaaaa
yang ini tak boleh terjadi. Dan demi mendapatkan kepercayaan lagi dari si
teman, aku beranikan diri bilang “yaaah mas, sebenernya aku lebih suka kalo
kamu menyandang status jones (jones mean=jomblo ngenes) agak lama dulu supaya
nanti pada saatnya semua benar-benar akan sangat indah” plakkkkkk, sok baek
banget gak tuh.
Tapi si teman ini enggak marah dan cuma menjawab “iya dehh tak
tunggu sampek jamuren, btw gue bukan jones tapi jomblo penuh cinta tralala”.
Bungkus!!!!
---------
Saatnya ngomongin resep, yang mau
diposting kali ini adalah resep dari buku Seri Masak Femina Olahan Lezat Daging
Kambing, yang kubuat saat Idul Adha lalu. Pilihan masakanku jatuh pada Sup
Kambing Bening karena jenis daging kambingnya yang bertulang-tulang dan sekali
masak biar mrantasi untuk seisi rumah termasuk untuk si bebi Afkar yang sukanya
kuah-kuah dan si bebi satu lagi yang gak lagi bebi yang ampun deh makannya picky banget.
tulang beserta sumsum yang menggoda iman! |
Pas mateng dan kuhidangkan dimeja
makan, si bebi yang tak lagi bebi ini tampak tak bersemangat dan dengan tatapannya
yang sok ganteng (esalah ganteng benaran kok, sumpah!) bertanya: “itu sop
kambing ya”. Lalu kusambut dengan jawaban diplomatis “bukannnnnn beb, itu sop
ati soalnya yang masak abis makan ati masakannya dipandangi dengan tatapan aneh
gitu” ha ha ha ha lalu tertawa bersama.
Akhirnya acara makan dimulai dan
teganya…teganya…teganya si koki ini gak kebagian, tinggal tulang belulang
berbalut daging tipis yang tak terenggut dari tulangnya. Lha trus tatapan aneh
yang seolah meng-underestimate tadi maksudnya apa ya???? Aduhh gaje banget deh.
Sup Kambing Bening
Bahan
750 gram daging kambing/iga kambing berikut tulangnya
2250 ml air untuk merebus
3 cm jahe, memarkan
1 sdt garam
3 sdm minyak untuk menumis
4 cm kayu manis
5 butir cengkih
1250 gram tomat, potong-potong
2 batang daun bawang, iris 2 cm
Bumbu halus:
75 gram bawang merah
3 siung bawang putih
1 sdt lada
1 sdt garam
Taburan dan Pelengkap
2 sdm bawang goreng
1 sdm seledri cincang
Kecap manis
Sambal cabai
Cara Membuat:
- Cuci daging, rebus dalam air bersama jahe dan garam sampai daging kaku, angkat, sisihkan. Panaskan minyak goreng dalam wajan, tumis bumbu halus, masukkan kayu manis dan cengkih. Aduk sampai berbau harum, angkat.
- Masukkan bumbu tumis ke dalam panci daging, jerangkan kembali di atas api sampai mendidih, lalu kecilkan apinya, tutup panci. Masak sampai sari dagingnya keluar dan kaldu tinggal 1.750 ml, serta daging empuk.
- Masukkan tomat dan daun bawang, masak terus sampai seluruh bahan cukup matang, angkat.
- Pindahkan sup ke dalam mangkuk saji, taburi bawang goreng dan seledri. Hidangkan dengan pelengkap kecap manis dan sambal cabai sesuai selera.
Catatan:
Waktu memasak: 120 menit
Tingkat Kesulitan: Mudah
Untuk: 6-8 porsi
Dinarasikan dalam senyap yang
indah, bolak balik ke kamar karena tiba-tiba ingin memandangi wajah manis yang
sedang pulas itu, membayangkan telah banyak sekali yang telah kita lalui
bersama dan teringat sajak indah yang dulu pernah terucap saat disapa badai “Dua
perahu—Dihempas badai—Ditentang mentari—Terus ataukah berhenti??” dan exactly
right: dua perahu itu terus melaju hingga kini dan nanti. Berjanjilah!
No comments:
Post a Comment