......berbagi resep berbagi cerita......

31 March 2013

Cheddar Cheese Cake



Long week end, gak kemana-mana mendem di rumah sudah betah banget, apalagi stok bahan-bahan cooking and baking lagi available semua jadi merasa tak kurang suatu apa. Yang jadi masalah justru si kokinya lagi males masak makanan yang sudah pernah dimasak pengennya masak makanan yang belum pernah dimasak sebelumnya, menjadi sulit karena request kanan kiri mintanya makanan-makanan yang njelehi banget macam pizza, bolu pisang,  etc etc yang ampyunnn deh daku bosen banget bikinnya.

Akhirnya tiap pagi selama libur tiga hari ini keluyuran sepedaan di sekitaran BKT, dan tak lupa disana pake acara ngomel tralala karena habitnya masyarakat kita ini memang ndableg, sudah tahu ya kalau kawasan BKT itu memang diperuntukkan untuk jalan santai dan sepedaan (sudah dibikin penghalang-penghalang sehingga motor gak bisa masuk situ) eallaah, penghalang-penghalang itu disingkirin beramai-ramai dan motor2 itu akhirnya bebas ikut lalu lalang diantara kita2 yang lagi santai bantai cari udara pagi yang bebas knalpot disitu. Cuma bisa bengong karena orang-orang dengan high temperament gitu kalau ditegur dikit pastilah menggonggong (eh salah maksudnya menyalak eeh sama aja pokoknya intinya mereka bakal siap ribut kalau ada yang berani-berani negur).

Selesai ngomel tralala, acara rutin dimulai foto-foto norak-norak bergembira bersama keluarga, lalu duduk-duduk dipinggiran lempar-lempar batu ke kali ala film jadul GITA CINTA DARI SMA, aiiiih lengkap sudah kenorakan kita.

Resep yang mau kuposting dibawah ini sudah 2 kali ku ujicoba, dan yang difoto adalah foto hasil uji coba pertama (waktu itu bikin 2 resep). Ayah suka polos tanpa toping, Syifa suka dengan toping blueberry, sedang Afkar suka dikasih lelehan susu kental manis. Kalo daku gak usah dbahas deh hai, namanya juga pemakan segala.

Resep Cheddar Cheese Cake ini kuambil dari sebuah blog disini resep dibuat oleh Alex Goh dari buku Baking Code. Dalam resep disebutkan kejunya pake cheddar slice tapi karena stok keju ku adalah cheddar cheese filing maka kuganti dengan jenis itu.

Penyuka cheese cake gak akan menyesal mencobai jenis ini karena menurutku cheddar chese cake ini jauh lebih ringan dibanding cheese cake-cheese cake jenis yang pakai sour cream.
Si Pinky ikutan mejeng tanpa sengaja
lembut dan tentu saja satu potong gak pernah cukup
mulus diluar lezat didalam
Cheddar Cheese Cake
Source: Baking Code by Alex Goh

Bahan:
130 gram susu cair
40 gram butter
125 gram slice cheddar cheese
20 gram tepung terigu (me pake segitiga)
15 gram maizena
2 kuning telur
3 putih telur
80 gram gula pasir
Cara Membuat:
1.    Panaskan susu, butter dan cheddar. Aduk terus sampai keju mencair. Angkat.
2. Masukkan tepung terigu dan maizena yang sudah diayak ke dalam campuran susu tadi. Aduk rata.
3.    Masukkan kuning telur sedikit sedikit ke adonan susu, aduk sampai rata.
4.    Kocok putih telur sampai setengah mengembang, lalu tambahkan gula pasir aduk sampai soft peak
5. Masukkan kocokan putih telur secara bertahap ke adonan pertama tadi. Aduk rata.
6.  Tuang ke dalam loyang diameter 18 cm tinggi 7 cm yang sudah diolesi mentega dan alasi kertas roti (alas & sisi loyang)
7. Panggang dengan cara au bain marie selama kurleb 50 menit dengan suhu 150 derajat.
8.   Setelah matang langsung keluarkan cake dari loyang. Dinginkan diatas rak kawat.

For your info:
*Panggang au bain marie: panggang dengan cara tim, namun disini saat cake masuk air yang buat timnya harus sudah dalam kondisi panas.
*Versiku, setelah cake matang kubiarkan hingga dingin dulu di oven baru dikeluarkan. Mengeluarkan cakenya harus ekstra hati-hati karena cake-nya fragile banget, kerok melingkar disekeliling  loyang perlahan sebelum dikeluarkan akan sangat membantu membuat bentuk cake tetap cantik saat akan disajikan.




16 March 2013

Menipu Kesedihan





Kupersembahkan tulisanku ini untuk bunda-bunda penuh kasih 
yang pernah kehilangan buah hatinya.


Hari ini ditepat tiga tahun yang lalu, aku diberi pelajaran teramat mahal oleh-Nya, bahwa setiap tarikan nafas itu begitu berharganya, bahwa pada sebagian orang setiap detik hidupnya harus diperjuangkan dengan berat. Yang aku inginkan saat itu adalah memangkunya, memeluknya, mungkin itu bisa membantunya melewati sakitnya sakaratul maut, tapi saat itu raganya tak lagi mungkin kupeluk apalagi kupangku karena terlalu banyak peralatan medis yang menempel di tubuhnya, dan itu membuat kesakitan tersendiri pada sisa umurku terus dan terus.
Teman-teman yang datang melawat menghiburku, bahwa waktu yang akan membantu menyembuhkan kesakitan itu, bahwa waktu juga yang akan membantu melupakan setiap detil kejadian itu, bahwa ini adalah yang terbaik bagi Azmilta-ku, bahwa aku pasti akan mendapatkan ganti yang lebih baik, bahwa aku pasti bisa melewati semuanya. Amin, ya Allah.
Dan kata-kata itu adalah doa, ganti lebih baik itu bernama Afkar Syafee (susah payah aku mengatakan “ganti” karena dihatiku Milta tak pernah tergantikan), maka aku memilih menamainya “Syafee” yang artinya “yang menyembuhkan”, ya karena Afkar Syafee adalah penyembuh bagi keluarga kami.
Ada banyak cara melewatkan dan melupakan kesedihan, dan aku mau sharing disini mungkin diluar sana ada bunda-bunda dengan hati penuh kasih yang mengalami nasib yang serupa denganku dan tak kunjung bisa melalui kesedihannya seperti aku dulu. Maafkan bila ternyata nasehatku ini terdengar basi tapi setidaknya bacalah, mungkin bisa melerai rasa yang tak bisa dilukiskan itu:
1.    Selalu ingatlah bahwa dia pergi ketempat yang lebih baik
Adakah tempat yang lebih baik dari surga? Inilah pointnya, anak-anak yang meninggal sebelum aqil baligh terbebas dari hisab (perhitungan) dan tak perlu kita khawatirkan karena dia dijamin masuk surga, yang perlu kita sedihkan sebenarnya adalah diri kita sendiri, bagaimana kita melewatkan kesedihan dan melalui kesepian sepeninggalnya.

2.    Berbaik sangkalah kepada-Nya
Idealnya memang kita harus selalu berbaik sangka pada kondisi apapun, ini bunyi Hadist yang saat itu terasa menamparku:
Akulah Allah, tiada Tuhan melainkan Aku. Siapa saja yang tidak sabar menerima cobaan dari-Ku, tidak bersyukur atas nikmat-Ku dan tidak ridha dengan ketentuan-Ku, maka bertuhanlah kepada Tuhan selain Aku” (Hadist ini diriwayatkan oleh At-Thabrani dalam Al-Mu’jam Al-Kabir melalui Abu Hind Al-Dari)

3.    Jangan bersedih berlebihan hingga meratap-ratap, berusaha keraslah untuk ikhlas.
Boleh bersedih tapi tidak berlebihan, Rasulullah SAW sendiri sangat sedih atas kematian putranya, namun kesedihan itu tidak boleh berlebihan hingga meratap, berikut hadistnya:
Dalam suatu hadits dijelaskan: Anas ra berkata: Ketika Rasulullah saw masuk melihat Ibrahim (puteranya) yang sedang menghembuskan nafasnya yang terakhir, maka kedua mata Rasulullah saw bertinang-linang ketika ia wafat, sehingga tampak air mata mengalir di muka beliau. Abdurrahman bin Auf berkata: “Engkau demikianjuga ya Rasulullah?”. Jawab Nabi: “Sesungguhnya ini sebagai tanda rahmat dan belas kasihan”, Lalu beliaubersabda: “Mata berlinang dan hati merasa sedih, tapi kami tidak berkata kecuali yang diridhai Tuhan dan kami sungguh berduka cita karena berpisah denganmu hai Ibrahim (HR. Ahmad dan Tirmidzi).

4.    Selalu ingat bahwa kelahiran dan kematian sudah dituliskan bahkan sejak sebelum manusia itu lahir
Hari ketiga Milta pergi, Syifa (kakaknya Milta) yang sering melihatku menangis diam-diam, pernah bilang padaku:
“Mi, dari buku cerita yang kubaca, ibu2 yang ditinggal mati anaknya kebanyakan menjadi gila, umi jangan gila ya?”
Lalu pada kesempatan lain dia juga bilang:
“Mi, di buku ini dibilang kalau bagi orang Cina anak kecil yang meninggal adalah aib, karena dianggap ibunya tidak bisa mengurusnya”

Benar sekali, pada awal-awal Milta divonis leukemia aku mau tak mau merunut kebelakang, apa saja yang pernah kuberikan dan kulakukan hingga penyakit ini menimpa bidadari kecilku.

Adakalanya kita menyalahkan diri sendiri karena kematian buah hati kita, dan itu terjadi juga padaku hingga hari ini, tapi aku selalu mengingatkan diriku sendiri bahwa kematian adalah bagian dari takdir sedangkan penyebab mungkin berhubungan dengan amal ibadah kita (mungkin).

5.    Lebih mendekat pada-Nya
Takut sekali aku menuliskan ini, karena ini masalah pribadi sekali dan akan jatuh ke sikap riya, jadi intinya hati harus selalu bersandar pada-Nya karena pada kondisi kesedihan yang mendalam ini, hati kita yang kecewa akan diombang-ambingkan syetan lantas kita jadi bertanya-tanya “kenapa aku dikasih cobaan seberat ini? Apa salahku? Kenapa bukan orang-orang durjana diluaran sana yang dapat cobaan seperti ini?” Ini tiga pertanyaan yang biasa muncul dan hati-hatilah setan akan memberikan jawaban terbaiknya supaya kita berbalik membenci Allah karena tega memberi cobaan demikian berat. Naudzubillah.

6.    Berusaha untuk selalu sibuk, jangan turuti kata hati untuk melamun dan mengenangnya
Tahun pertama setelah kepergian Milta-ku adalah tahun terberat, setiap saat air mata mengalir begitu saja tak mengenal waktu dan tempat. Waktu itu aku melewatkan hari-hari dengan membaca-baca novel yang sekiranya bisa menasehati hatiku, cukup membantu memang tapi kesedihan yang luar biasa lagi-lagi tak pernah bisa  terhindarkan.

Dan memang mata kita ini tidak dirancang untuk menangis berlebihan, mungkin karena keseringan menangis, aku mengalami kedutan hingga berbulan-bulan tak berhenti2 (lelah rasanya) dan dokter bilang ini masalah psikologis yang nantinya akan sembuh sendiri. Disitu aku mengambil pelajaran bahwa aku memang harus benar2 menghentikan air mata ini, untuk kesehatanku dan juga kesehatan Afkar Syafee di dalam kandunganku saat itu. Ngeri aku membayangkan jika aku tak segera “move on” akan banyak penyakit psikologis yang menghinggapiku. Naudzubillah.

7.    Singkirkan barang-barang apapun yang berhubungan dengan buah hati semasa hidupnya
Ini terdengar kejam tapi penting sekali dilakukan, karena barang-barang kesayangan si kecil yang tidak segera disingkirkan akan membuat keharuan yang tak habis-habis. Mainannya, baju-bajunya, peralatan makannya, botol susunya, sepatu dan sendal lucunya, coretan2nya di dinding, foto-fotonya semuanya harus kita hilangkan dari penglihatan kita (setidaknya untuk sementara waktu), atau kita berikan ke orang lain akan jauh lebih bermanfaat.

Waktu itu, setiap ziarah ke makamnya aku membawakan mainan kesayangannya lalu aku letakkan di pusaranya, ayah menasehatiku bahwa mainan Milta di surga jauh lebih bagus dan takutnya perbuatanku itu jatuh pada kesyirikan. Saat itu aku membela diri bahwa ini hanya caraku untuk mengungkapkan sayangku padanya, bahwa aku tak pernah melupakannya, tak lebih. Tapi tetap ayah melarangku.

8.    Tata ulang rumah atau jika perlu pindah rumah
Ini penting juga dilakukan terutama jika kita memang tipe orang yang sentimentil. Satu tahun pertama kulewatkan di rumah duka dan tahun kedua kami memutuskan pindah rumah.

Bagaimana mungkin kenangan itu akan terhapus jika benda-benda disekeliling kita seakan berlomba-lomba untuk mengingatkan kita akan kenangan pada buah hati. Dan bahkan hanya sekedar melihat gorden yang tersingkap sedikit saja air mata ini menderas karena teringat gorden itu sering disingkap Milta ketika mengintip kepulanganku bekerja disore hari. Di rumah lama kesedihan selalu menemukan momennya, dan itu yang ingin aku hindari.

Di sisi lain selalu ada kesedihan mendalam ketika kita mendatangi tempat yang dulu sering kita datangi bersamanya. Seperti Lapangan masjid Nurul Islam tempat dia main naik turun tangga, seperti halaman Puskesmas Malaka Jaya tempat dia biasa main bola. Bahkan aku harus merubah rute perjalanan ke kantor karena melewati tempat praktek Prof. Sri Redjeki (Dokter yang memberikan second opinion). Demi sebuah kesehatan jiwa tentunya.

9.    Jika hati belum kuat, jangan bicarakan apapun tentang buah hati yang pergi
Kurangi dulu membicarakannya, karena membicarakan berarti mengenang, dan mengenang berarti air mata lagi.

10. Pandai-pandailah menghibur diri
Ada banyak cara melupakan kesedihan meskipun tak pernah benar-benar lupa minimal bisa kita kurangi. Di tahun kedua aku berkenalan dengan dunia baking and cooking (Mbak Cicilia thanks a lot!, njenengan memang bukan tinta bagi kebahagiaanku tapi telah menjadi sebagian penghapus bagi kesedihanku).
Dan ini amat sangat membantuku untuk sibuk dan sibuk.
Di tengah malam ketika mata ini tak mau terpejam dan ingatan tentang bidadariku terus berputar-putar di kepala maka aku langsung bangkit dan melakukan kesibukan, entah baking entah ngeblog atau aktivistas lainnya.

Beruntung disiang hari aku bekerja jadi tak ada waktu untuk melamun. Alhamdulilah banyak cara untuk melewatkan kesedihan bunda, dan move on!, bukankah hidup harus terus berjalan.


                            Dini hari, 16 Maret 2013 (titip rindu untukmu bidadari kecil!)

14 March 2013

Brownie Sundae


"Sepotong brownie yang legit dengan es krim vanilla yang harum dan siraman saus cokelat yang kental, sungguh pencuci mulut yang lezat bukan main"

Puas banget bikin dessert ini tempo hari soalnya satu resep ini langsung ludes des. Sudah bikinnya tanpa mixer yang brisik, juga gak pake pengembang, jadi pede saja waktu Afkar minta lagi dan lagi.

Lengkap sudah sekarang, penghuni Rumah Maret semuanya ternyata "chocolate monster". Kalo sudah begini coklat lelehnya yang harusnya cuma jadi pemanis saja jadi rebutan karena hubby yang pertama colek-isep colek-isep pakai tangan lalu anak-anak ngikutin, emaknya cuma bisa memandang dengan tatapan galau (halah).

Menurutku brownie ini juga enak dimakan tanpa es krim, dan seperti pada umumnya brownies lain, brownie ini juga akan makin legit bila dimakan esok harinya (disimpan dalam wadah kedap udara tentunya).

Tadi sudah kubilang di atas kalo brownie ini lezat bukan main, jadi maaf juga kalo sekarang si koki ini mau bilang bahwa brownie-brownie sundae jajan di luaran, lewat deh. So tunggu apalagi, ayo ke dapur mom.



Bahan:
Brownie
margarin untuk olesan
50 gram tepung terigu
25 gram cokelat bubuk
1/4 sdt garam
50 gram mentega tawar (unsalted butter)
100 gram coklat masak pekat, cincang
75 ml krim kental (thick cream)
3 butir telur
150 gram gula kastor

Pelengkap
es krim vanilla chocochip (atau sesuai selera)--aku pakai es krim mocca
saus cokelat: 150 gram coklat masak pekat (dark cooking chocolate) cincang dan 150 ml susu/krim kental



dimakan tanpa es krim juga enak brownienya

Cara Membuat:
1. Brownie: Panaskan oven pada suhu 180, olesi loyang ukuran 20x20x3cm dengan margarin, alasi dengan kertas roti. Ayak tepung bersama cokelat bubuk, dan garam, sisihkan.
2. Lelehkan mentega dan cokelat masak dengan cara ditim, angkat. Masukkan krim kental, aduk.
3. Kocok telur dan gula kastor dengan pengocok kawat hingga gula larut, masukkan campuran coklat-krim, kocok rata. Masukkan campuran tepung sedikit demi sedikit, aduk hingga tercampur rata.
4.Tuang adonan ke dalam loyang yang sudah disiapkan, panggang dalam oven hingga matang (30 menit). Keluarkan loyang dari dalam oven, biarkan hingga dingin.
5. Keluarkan kue dari loyang, potong-potong ukuran 5 x 5cm. Letakkan 1 potong brownie di atas piring saji, taruh 1 skup es krim vanilla choco chip di atasnya. Beri saus cokelat dan taburi kacang tanah sangrai cincang (bila suka), hidangkan segera.

dipotong kotak kecil2 dan Afkar bilang "mau agiii"

12 March 2013

FUSION STEAK



Hari minggu, sepulangnya belanja bulanan, Syifa bisik2 “Yah…udah lama gak makan steaknya 21”, me langsung nehi-nehi soalnya kalo makan ke 21 minim 200 ribu pasti Wasalam, padahal kalo bikin steak sendiri budget 70 ribuan dah bisa untuk 4-5 porsi sudah include lemon tea homemade seember dan tentunya kentang goreng sekarung (huaa seember sama sekarung mau ngapain tuh……mau ngurug!).

Ayah yang memang kurang kuat iman kalo menyebut kata “steak”, akhirnya kedap-kedip dan aku langsung paham and say: “yang bayar ayah kan maksudnyaaaa”. Yuuk maree.

Dipesanlah prime terderloin steak reguler (85an plus tax) and lemon tea (15an) for ayah, paket combo tanpa minuman 130an (satu sirloin steak, satu fish steak, satu french fries, satu banana split).

Saatnya makan dimulai dan ayah menyisakan 4 potongan yang lumayan gede dipiringnya lalu mulai mlipir ngajak jalan-jalan Afkar. Tumben, gak abis! Akhirnya aku icipin (baca ngabisin soalnya sayang jeh) dan ya ampyuuun pantesan gak abis, beralih ke piring Syifa and taste better.

Saat perjalanan pulang terjadilah percakapan yang bikin aku nyaris semaput:
Ayah: “enakan steaknya umi di rumah” (kuitung2 selama perjalanan yang cuma 7 menitan udah 3 kali ngomong kayak begini nih….ecieeee)
Syifa: “punyaku lumayan kok yah”

Lantas bagian semaputnya dimana ya? Itu tuh si emak belakangan ini jarang dipuji jadi sekalinya dipuji “steak bikinan rumah lebih enak” rasanya mau semaput saking senangnya.

Karena sudah berkali-kali bikin steak dengan resep yang berbeda, akhirnya me sebagai koki minta penegasan steak yang kapan yang dibilang enak itu dan jawabnya adalah crispy steak yang tempo hari kuposting disini lalu chicken marinated yang ini dan fusion steak yang kubuat 2-3 mingguan lalu. Ini dia resep fusion steak-nya, monggo dicoba, gampang, cepat dan gak banyak mengotori perabot, jadi cucian pring pun dikit so tanganpun tetaaaap halus seperti tanganku (balang sepatu dimulai…).

belum disiram bumbu saja sudah yummy begini!
well done, please!

Fusion Steak
Source: Primarasa Seri Daging Rendah Lemak
Bahan:
6 potong (@ 100 gram) daging steak tenderloin-------aku pakai daging has dalam, 1kg di pasar 85-100an.
1 buah kaldu blok, larutkan dalam 75 ml air
4 sdm minyak zaitun ---yang ini selalu kustok biasanya buat bikin pizza juga soalnya
2 sdm kecap manis
1 sdm brown sugar
2 siung bawang putih, haluskan
½ sdt jahe parut
½ sdt oregano kering ----disupermarket dijual didalam botol tapi gak pake ya gak papa

Pelengkap:
Kentang rebus----aku: kentang goreng
Baby wortel rebus----ndak pake
Baby buncis rebus----ndak pake

Cara membuat:
1. Taruh daging dalam wadah, jangan saling bertumpuk. Campur kaldu, minyak zaitun, kecap manis, brown sugar, bawang putih, jahe, dan oregano dalam mangkuk, aduk.
2.     Tuang campuran kaldu ke dalam wadah berisi daging, diamkan selama 1 jam atau lebih dalam lemari es. Bolak balik dagiang agar bumbu meresap.
3. Panaskan wajan steak, tiriskan potongan daging dari perendamnya. Panggang sambil dibalik-balik selama 4 menit pada tiap sisinya atau hingga tingkat kematangan yang diinginkan, angkat.
4.   Masukkan sisa cairan perendam ke dalam panci saus (panci kecil, masak dengan api kecil hingga mendidih, angkat. (versiku kutambahkan 1 sdt saos sambal)
5. Taruh steak di atas piring saji, hidangkan selagi panas bersama saus dan pelengkapnya.